Selasa, 19 Agustus 2008

HAM Indonesia

HAM Indonesia

Isu HAM telah menjadi isu yang gencar dipublikasikan dan dibicarakan oleh banyak orang dimanapun kita berada HAM seolah-olah telah menjadi alasan,tujuan dan kepentingan umat manusia dalam bertindak dan berperilaku. Begitu luas cakupan tentang HAM menjadikan HAM semata-mata hanya dikaitkan dengan pertentangan dari kekerasan dan lawan kata dari penindasan. Di suatu Negara demokrasi seperti Indonesia HAM menjadi perangkat yang fundamental dalam mengawal proses transisi,reformasi hingga demokrasi total. Ironisnya HAM di Indonesia saat ini dimaknai hanya sekedar sebagai pesanan dan tuntutan lembaga HAM international seperti PBB, Amnesti International, dan masyarakat internasional lainnya. Bagaimana mekanisme atau sejarah HAM di Indonesia sendiri. Apa yang menjadi dasar HAM Indonesia dan bagaimana perkembangan HAM di Indonesia.

Pada prinsipnya HAM tidak hanya berkutat pada masalah hak hidup,hak mendapatkan penghidupan yang layak,hak mendapatkan pekerjaan, hak berpendapat dan hak membuat pilihan hidup. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara HAM juga menyangkut atas penghormatan harkat dan martabat bangsa sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sedangkan dalam konteks masyarakat HAM adalah penghormatan dan penghargaan atas pilihan hidup dan beragama. Implementasi penghormatan HAM atas individu-individu di masyarakat adalah tepa slira,toleransi dan tanpa kekerasan (non violence) ketiganya adalah prinsip-prinsip seperti yang dimaksud dalam Pancasila dan UUD 1945. Dalam sila-sila Pancasila sudah terkandung dasar-dasar filosofis HAM Indonesia.

Pancasila

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan Yang adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Jika kita merasa menyakini bahwa Pancasila sebagai Ideologi negara dan bangsa Indonesia berarti kita betul adalah manusia Indonesia yang cinta akan kehidupan. Sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila dimana kebebasan beragama dan berkeyakinan menjadi hak dan pilihan sadar umat manusia Indonesia. Di Indonesia, tidak hanya agama yang boleh berkembang tetapi aliran kepercayaan pun sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia yang nota bene lebih memasyarakat dan meresap di kalangan masyarakat. Seperti ramalan,primbon, ketik reg weton,ketik reg bintang,ketik reg ramal,dsb. Dan setiap akhir tahun berbagai ramalan dan peramal bermunculan mewarnai dunia pertelevisian kita demikianlah HAM dalam beragama. Dasar konstitusi HAM Indonesia adalah Pancasila, UUD 1945 dan Undang-undang. Sedangkan perangkatnya melalui Komisi HAM yang dibentuk pada tahun 1993. HAM dalam konteks keindonesia adalah HAM yang bukan ini,bukan itu dan bukan-bukan. Tetapi lebih mencerminkan HAM Pancasila yaitu

1.HAM yang berketuhanan Yang Maha Esa
2.HAM yang berperikemanusiaan Yang Adil dan Beradab

  1. HAM yang berpersatuan Indonesia
  2. HAM yang berkerakyatan dan kebijaksanaan
  3. HAM yang berkeadilan Sosial.

Basis HAM Indonesia didasarkan pada sila-sila Pancasila dan UUD 1945 dengan demikian dasar filosofis HAM Indonesia bukan pada piagam PBB, tetapi pada pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia sendiri. Pandangan hidup yang mencerminkan jati diri manusia Indonesia yang beradab. Kontradiksi dalam realitas kehidupan yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya manusia yang tidak beradab sebagai wujud perlu ditegakknya UU HAM Indonesia sampai pada level grass root. Tanpa adanya partisipasi aktif masyarakat dan pemerintah HAM Indonesia hanya akan menjadi idealita utopis.

Sabtu, 16 Agustus 2008

Belajar Filsafat secara mudah

APA ITU FILSAFAT ?


Kebanyakan orang mengira bahwa belajar Filsafat harus menjadi gila atau kalau tidak harus seperti dukun. Tampaknya persepsi diatas telah membuat filsafat menjadi seolah-olah sulit dipelajari dan abstrak. Terus bagaimana dengan seorang pemula supaya bisa memahami Filsafat secara praktis dan sederhana. Berikut ini adalah cara mudah mempelajari Filsafat dalam tanya jawab bagi pemula;


  1. Apakah Filsafat itu?

Jawab: Filsafat itu umum, Filsafat itu abstrak oleh karena itu mempelajari Filsafat harus dari akar katanya dulu yaitu secara etimologis. Kata Filsafat berasal dari akar kata Philo dan Sophia. Philo secara harafiah berarti cinta dan Sophia adalah kebijaksanaan/bijak. Filsafat dapat diartikan sebagai cinta akan kebijaksanaan. Kedua, secara terminologi Filsafat mempunyai banyak definisi umum bisa puluhan bahkan ratusan definisi berikut ini beberapa pengertian tentang Filsafat.

  1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta.

  2. Filsafat ialah suatu metode berpikir refleksi dan penelitian penalaran

  3. Filsafat ialah suatu perangkat masalah-masalah

  4. Filsafat ialah seperangkat teori dan sistem berpikir.


Filsafat dapat diartikan juga sebagai “berpikir refleksi dan kritis”(reflective and critical thinking)

(Burhanuddin Salam 2000: 58-59)


Filsafat berarti mempelajari dan memahami hakekat hidup secara kritis, reflektif dan komprehensif.


2.Apakah ada pengertian Filsafat dalam arti sempit dan luas?


Jawab: ada, menurut Harold H Titus mengemukakan pengertian Filsafat dalam arti sempit dan dalam arti luas. Filsafat dalam arti sempit diartikan suatu ilmu yang berhubungan dengan metode logis atau analisis logika bahasa dan makna-makna, Filsafat diartikan sebagai “Science of science” dimana tugas utamanya memberikan analisis kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep-konsep ilmu dan mengadakan sistematisasi atau pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian luas, pengetahuan manusia dari berbagai lapangan pengalaman manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup dan makna hidup.

(Burhanuddin salam 2000:59)


3.Lalu apa objek material dan objek formal Filsafat itu?


Jawab: Objek material Filsafat adalah segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek formal Filsafat adalah mempelajari segala sesuatu/pengetahuan secara radikal sampai ke akar-akarnya.


4.Sebutkan 3 ciri utama berpikir Filsafat?

Jawab:

1. Berpikir radikal, artinya berpikir sampia ke akar-akarnya, tidak tanggung- tanggung sampai kepada konsekuensinya.

2. Berpikir sistematis artinya berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling berhubungan dengan teratur.

3. Berpikir Universal, mencakup secara keseluruhan.

(Burhanuddin Salam 2000:60)


5.Terus apa persoalan-persoalan Filsafat itu?

Jawab:

  1. Bersifat sangat umum

  2. Bersifat spekulatif

  3. Bersangkutan dengan nilai-nilai

  4. Bersifat kritis

  5. Bersifat simpatik

  6. Bersifat implikatif

  7. Bersifat filosofis


6.Bagaimana metode mempelajari Filsafat secara mudah?

Jawab: setidaknya ada 3 metode yang bisa ditempuh dalam mempelajari Filsafat

  1. Metode historis/sejarah yaitu mempelajari Filsafat dari kronologis sejarahnya

  2. Metode sistematis yaitu mempelajari Filsafat dari cabang-cabang dan sistematikanya

  3. Metode kombinasi yaitu menggabungkan antara metode historis dan sistematis.


7.Sebutkan cabang-cabang utama Filsafat?

Jawab:

  1. Epistemologi

  2. Ontologi/metafisika

  3. Kosmologi

  4. Etika

  5. Estetika

  6. Logika


Daftar Pustaka


  • Burhanuddin Salam,2000, Pengantar Filsafat, Bumi Aksara, Jakarta.

  • Ali Mudhofir,1999, Hand out mata kuliah Asas-asas Filsafat, Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta.


Kamis, 14 Agustus 2008

Dilema Pendidikan di UGM

Dilema Pendidikan di UGM sebagai Kampus Kerakyatan

Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan Universitas terbesar dan tertua di Indonesia yang mempunyai peranan sangat besar dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) Indonesia khususnya melalui pendidikan. Di samping itu juga UGM mendapatkan predikat sebagai kampus kerakyatan. Predikat tersebut sangat popular di kalangan mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya karena biaya pendidikan yang dapat terjangkau oleh rakyat dan menjadi lambang kebanggan bagi masyarakat Yogyakarta apabila bisa kuliah di UGM. Seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat menuju era globalisasi dan kompetisi global. Maka pendidikan menjadi hal yang esensial dalam mendorong dan menciptakan manusia-manusia unggul; yang tanggap akan perubahan.

Dunia pendidikan akhirk-akhir ini menjadi sorotan yang tajam dari kalangan masyarakat karena sistem pendidikan sekarang ini mengalami suatu masa transisi. Entah kapan akan berakhir masa ini, yang jelas sistem pendidikan sekarnag ini adalah sistem pendidikan ala kapitalisme yang menitikberatkan pada finansial bukan pada peningkatan kualitas dan kemajuan pendidikan. Karena yang menjadi sorotan utama adalah masalah biaya pendidikan yang mahal dan tidak memihak pada rakyat kecil, dianggap sebagai pendidikan ala IMF dan World Bank yang artinya pendidikan kredit macet yang sudah terlalu banyak utang. Sehingga biaya pendidikan menjadi mahal dan sekarat. Disisi lain masih banyak anak-anak bangsa yang ingin sekolah dan bercita-cita melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Tetapi karena kondisi pendidikan yang kian lama kian terpuruk. Kebijakan pemerintah mengenai pendidikan yang tidak lagi memihak pada rakyat kecil subsidi pendidikan yang dikurangi menjadikan pendidikan chaos termasuk Perguruan Tinggi. Misalnya UGM yang dikenal sebagai kampus Kerakyatan sekarang tidak lagi memihak pada rakyat hal ini terbukti dengan adanya biaya per SKS yang mahal, BOP, SPMA,GMC,dll.

Tuntututan akan kualitas dan fasilitas pendidikan menjadi isu utama dalam pendidikan di Perguruan Tinggi khususnya UGM. Tetapi tanpa adanya finansial yang memadai tuntutan tersebut tidak mungkin bisa terpenuhi sesuai dengan harapan. Mengingat UGM merupakan Universitas terbesar yang membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Tidak ada jalan lain kecuali menaikkan biaya pendidikan yang sangat merugikan mahasiswa yang kurang mampu. Akses pendidikan untuk orang kecil menjadi terbatas dan penddiikan yang kita rasakan hanya untuk orang berduit. Di samping itu juga subsidi dari pemerintah yang terrbatas tidak bisa menutup pengeluaran yang membengkak dan ada dugaan korupsi di kalangan birokrasi kampus menyebabkan defisit anggaran dan UGM cenderung tertutup dan tidak transparan jika akan diadakan audit ulang mengenai anggaran pengeluaran.

UGM yang dulu disebut sebagai kampus kerakyatan menjadi dipertanyakan rakyat yang mana. Ketika tidak ada persamaan kesempatan (equal Opportunity) di bidang pendidikan bagi rakyat. Pendidikan sekarang lebih cenderung ekslusif dan mahal bagi rakyat kecil. Disisi lain masyarakat menginginkan pendidikan yang murah, baik dan berkualitas dan ada jaminan mutu. Sedangkan institusi pendidikan khususnya UGM membutuhkan operasional yang tinggi untuk memberikan service yang lebih baik. Kondisi dilematis ini telah menjadi bagian dari dunia pendidikan kita sebagai cermin bagi kita semua apakah ini yang dinamakan sebagai kebangkrutan dunia pendidikan kita.

Inovasi Pendidikan 2

Inovasi Pembelajaran mata kuliah Bahasa Inggris di Filsafat

Bahasa asing khususnya bahasa Inggris merupakan bahasa yang umum digunakan oleh kalangan mahasiswa, banyak buku-buku rujukan atau tambahan dalam setiap mata kuliah di Perguruan Tinggi masih menggunakan bahasa Inggris. karena buku-buku dalam bahasa Indonesia belum cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran dalam perkuliahan. Dan pada umumnya dosen menyarankan mahasiswa untuk membaca buku-buku yang berbahasa Inggris supaya mahasiswa bisa menambah pengetahuan dan menggali informasi lebih mendalam dari apa yang didapatkan dari kuliahnya.

Bahasa Inggris merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran di setiap perguruan Tinggi dan fakultas pada khususnya. Fakultas Filsafat misalnya merupakan Fakultas yang kaya akan sumber-sumber literature asli dalam artian masih banyak teks-teks dalam bahasa Inggris yang belum mendapatkan perhatian secara khusus dari mahasiswa.

Permaslahan yang terjadi adalah kurangnya kemampuan mahasiwa untuk bisa membaca, memahami teks-teks bahasa Inggris dan minat membaca yang kurang menyebabkan terjadinya kemiskinan pengetahuan. Karena pembelajaran bahasa Inggris selama ini tidak sesuai dengan bidang Filsafat yang lebih banyak membaca dan menulis. Untuk itu perlu adanya suatu invasi pembelajaran bahasa Inggris yang menekankan ada aspek Reading dan Writing. Aspek ini dapat dicapai melalui tiga tahap. Pertama, mengumpulkan materi dan tutorial di kelas yang dibimbing oleh dosen. Kedua, mahasiswa membuat ringkasan dalam bahasa Inggris dan ketiga, mahasiswa membuat paper dari apa yang telah dibacanya.

Tujuan dari inovasi ini diharapkan. Pertama, mahasiswa mampu menggunakan bahasa Inggris secara baik dan benar. Kedua, mahasiwa terbiasa dengan teks-teks asing dan mampu membuat suatu ringkasan dalam bahasa Inggris,dan yang terakhir meningkatkan efektivitas belajar.

Inovasi pendidikan 1

Sistem Pembelajaran Interdisipliner sebagai pembelajaran Progresif

Oleh
Wardi

Universitas merupakan lembaga pendidikan yang universal. Dimana bidang-bidang kajiannya tidak hanya sebatas pada satu bidang saja. Tetapi komprehensif dan holistik berhubungan erat dengan bidang lain. Tetapi pembelajaran di Unvierstiaas khusunya Universitas Gadjah Mada selama ini masih bersistem konservatif,tidak inovatif dan tidak ada perkembangan yang signifikan untuk menunjukkan Universitas sebagai kampus universal. Oleh karena itu perlu adanya suatu perubahan dalam sistem pembelajaran dari konservatif menuju progresif. Dalam mewujudkan pembelajaran yang progresif dibutuhkan suatu sistem baru yaitu pembelajaran Interdispliner.

Pembelajaran ini dimaksudkan agar setiap mahasiwa dapat mengambil mata kuliah di luar dari fakultasnya untuk menggali informasi yang lebih mendalam dan dapat membuat perbandingan studi antara fakultas yang satu dengan fakultas yang lain. Mahasiswa filsafat misalnya, boleh mengambil mta kuliah dari fakultas dari fakultas Psikologi, Hukum,Isipol dan Ilmu Budaya dengan kuota setiap fakultas adalah 10 SKS. Maksud dari kuota ini adalah supaya mahasiswa mendapatkan kesempatan yang lebih banyak dalam mendalami materi yang akan dipelajari dari fakultas lain.

Ada tiga tujuan yang akan dicapai dalam sistem pembelajaran interdisipliner ini. Pertama, menambah pengetahuan mahasiswa dalam kajian interdisipliner dan wawasan keilimuaan. Kedua, mengurangi kesenjangan keilmuaan atau diskriminasi yang terjadi antar fakultas. Ketiga, meningkatkan kerjasama interdisipliner dalam artian untuk membuat suatu tim work dalam event-event akademik baik skala nasional maupun internasional. Hasil yang akan dicapai dari sistem ini adalah adanya input dan output yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Universitas khususnya di UGM.

Philosophy

Study at Philosophy

Philosophy is a very comprehensive study and system of science which can not be explained using only a word or sentence on a piece of paper. Philosophy is part of our life too. If we want to study in the faculty of philosophy seriously. We will find many interesting subjects of study. Sometimes, most people who do not know what is philosophy would say a philosophy is about abstract things, and use terms such as crazy,atheist,destroyer, non sense, rebellion and so on. We think in studying philosophy there are no limitations and the boundaries are not clear. How should we study it, is there any rules that are better to understand things with than we already have. There are too many things to be learned and there could be trouble or problems in our study if we are not careful to make distinctions.

In studying about philosophy we can imagine a man who has been walking to the jungle and had lost his way. He does not know how to come back or to go out from it. He went back and asked some help him, to show where he is now, or to memorise where he was. He whished that people could hear his voice in a far off place and could help him because he was trapped deep in the jungle which was made by himself. Sometimes, cases like theses often occur for us in studying about philosophy. We have not realized that we do the same thing. We study too many ideas, concepts or even philosopher’s arguments themselves, but we do not understand what we have just done. It is very difficult to give explanations and arguments. If we want to not be lost, we should know the principles of studying philosophy. There are three principles to sketch in study about philosophy in general.

First, recognize the reach of philosophy and the definition of philosophy. This is based on terminology and etymological definition to get better knowledge and have clear ideas about philosophy. Second, studying about history of philosophy more seriously and keep in your head. Even though I am not studying this very well, but I try to review it because if we want to know philosophy as a system of knowledge we must study the history and understand it before deepening our knowledge. third, outlining or sketching about philosophy thinking and the development as well as we can and know.

Those principles are not always followed by students. It all depends on your interest which one is the best method for you to study philosophy in an easy, effective and fun way. I believe that all of you know about that better than I do.

Panca Prasetia UGM

PANCA PRASETIA

ALUMNI UNIVERSITAS GADJAH MADA

Kami Alumni Universitas Gadjah Mada yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan prasetia bahwa:

  1. Kami akan senantiasa menjunjung tinggi moral dan tata susila dalam segala tingkah laku dan perbuatan dengan yang dituntunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa
  2. Kami akan senantiasa mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan untuk kepentingan masyarakat,bangsa,Negara dan umat manusia dengan berpegang pada nilai-nilai kebenaran.
  3. Kami akan senantiasa bekerja dengan segala kemampuan yang ada secara jujur,penuh pengabdian dan tanggung jawab.
  4. Kami akan senantiasa mendahulukan dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi,suku atau golongan.
  5. Kami akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Almamater dan guru-guru kami.

Semoga Tuhan melindungi kami

Refleksi tahun Baru

Ritual Tahun Baru,Ritual Kondom

Oleh
Wardi

Fenomena akhir tahun selalu memperlihatkan realitas kehidupan. Akhir tahun yang secara umum dihayati sebagai renungan dalam menapaki alur kehidupan masa-masa yang telah dilalui. Perenungan akan makna hidup yang telah dilalui dan berusaha mengintip rencana masa depan melalui perenungan itu. Perbuatan perenungan itu merupakan suatu esensi ritual tahun baruan. Akan tetapi nampaknya realitas itu sudah sedikit kabur hanya sedikit dari kita yang melakukan ritual itu. Di balik ritual yang sudah biasa dan bersifat spiritual keagamaan itu, ada sebuah pola ritual baru yang bersifat bertolak belakang dengan sifat keagamaan yaitu ritual yang bersifat hedonis. Ritual jenis ini dalam menyongsong tahun baru apalagi pas malam perayaan tahun barunya merupakan sarana atau ajang hura-hura dan pesta pora. Ritual ini dilakukan sebagai penghapus kepenatan hidup selama setahun yang sudah dilalui. Dengan iringan kembang api dan alunan suara terompet laksana uba rampe bagi ritual tahunan khas malam tahun baru.

Iringan itu seakan menyongsong detik-detik kehidupan baru yang akan segera menjelang. Ritual dengan pola sifat hedonis pada tingkat parahnya yaitu ritual seksualitas dalam bentuk free sex. Bentuk ritual baru tiap tahun baru ini merupakan suatu bentuk fenomena kehidupan bebas di kalangan masyarakat kita dewasa ini. Di mana batasan nilai dan moralitas sudah tampak pudar dalam jiwa-jiwa generasi muda modern sekarang ini. Sebagaimana pada perayaan malam tahun baru setahun yang lalu yaitu malam tahun baru 1 Januari 2005, diberitakan oleh salah satu media nasional menyatakan bahwa penjualan kondom meningkat drastik menjelang malam tahun baru 1 Januari 2005 dan ironisnya kalau tidak keliru lebih dari 80% pembelinya adalah angkatan muda. Ritual tahun baru selain sebagai ritual perenungan arti hidup juga menjadi ajang ritual hedonisme free sex dengan mediasi kondom alat pencegah kecelakaan (baca kehamilan). Ini sebuah cerminan bahwa pornografi dan pronoaksi bukan hanya sebatas perdebatan intelektual, hukum dan moralitas. Tetapi memang sudah menjadi bagian budaya umat manusia yang dikatakan sebagai umat modern. Apakah ini juga berarti suatu pembenaran secara tidak langsung mengenai kesimpulan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Iip Wijayanto yang menghebohkan dulu mengenai seksualitas di kos-kosan Yogyakarta.

Meskipun kita mengabaikan fenomena free sex di kalangan muda-mudi dengan menutup mata terhadap realitas yang mungkin masih bersifat samar dan hanya jelas bagi kalangan tertentu. Tetapi kita bisa melihat dan mencermati dari perayaan tahun baru sebelumnya ternyata memang tampak nyata bahwa perenungan ala ritual spiritual keagamaan sudah semakin kurang dan pudar. Bahkan yang tampak nyata adalah ritual ala hedonisme yang tercermin pada sikap hura-hura dan foya-foya. Fenomena ini setidaknya menjadi cerminan bahwa pengadopsiaan nilai-nilai budaya barat yang kita lakukan ternyata belum selektif dan bijaksana. Kita masih terjebak pada fenomena luar dari budaya mereka bukan pada nilai esesnsial budayanya. Semoga ritual kondom hanya sebatas desas-desus dan obrolan hiburan. Tetapi tidak mewujudkan dalam realitas yang sebenarnya sebagai realitas faktawi. Sehingga makna tahun baru tidak kering dari makna essensi-nya yaitu suatu malam perenungan tahun napak tilas ke masa lalu untuk belajar melek melihat masa depan penuh keoptimisan.(28/12/2005)

(Penulis adalah alumnus Filsafat UGM tahun 2006 saat ini tinggal di Bogor)

Rabu, 13 Agustus 2008

Indonesia beragama Pancasila


INDONESIA BERAGAMA PANCASILA?

(Mengkaji ulang hubungan Agama dan Negara dalam Masyarakat Pancasila)

Oleh

Ki Soekantara

Dalam perjalanan tata kehidupan falsafah Negara mengalami batu uji yang semakin menambah kepercayaan bahwa Pancasila tidak hanya sekedar pemersatu belaka,tetapi lebih dari itu sangat perlu dan menjiwai setiap warganegara dalam kehidupan bermasyarakat.

Kebetulan hari ini tanggal 11 November 2006 dan apabila ingat baru saja sehari kita memperingati HARI PAHLAWAN berlaku setiap 10 November, dan pasti kita ingat pula akan pepatahBANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI JASA-JASA PAHLAWANNYA.”

Kalau pagi ini atau siang ini kita berseminar tentang dasar statis dan dasar dinamis PANCASILA, saya teringat bahwa pada tanggal 21 Februari 1958 juga di Siti Hinggil Yogyakarta ada penutupan Seminar PANCASILA oleh BUNG KARNO. Di saat gencarnya pendalaman falsafah Negara Republik Indonesia oleh pengggali Pancasila,terjadilah pendalangan pemberontakan bersenjatak oleh apa yang menamakan diri PRRI dan PERMESTA.

Kejadian tersebut tidak sekedar batu uji akan kesaktian Pancasila saja, tetapi membuat mundurnya sang Dalang (Mr. Jhon Foster Dulles) dalam menghadapi riak gelombang PANCASILA yang meng-Asia-Afrika (AA). Tetapi jsutru tidak membuat jera SANG PENGGALI,makin garang gelombang dan merambah menjadi AAA,semakin bertambah negeri yang dimerdekan oleh para pnejajah (Imperalisme,kolonialisme,kapitalis) atau bangsa yang menuntut kemerdekaan.

Para pemimpin dunia yang menganggap BUNG KARNO semakin membahayakan bagi kekuasaan mereka di dunia ini, berusaha dengan dukungan modal dan orang baik dari luar maupun dari dalam negeri mengendalikannya. Bahkan keadan pasca perang dunia II dilanjutkan membangun perang ideologi-ekonomi,belum tuntas betul diteruskan perang ekonomi dan budaya. Di dalam negeri Indonesia juga dilanda petaka virus TIDAK PERCAYA DIRI dan hilangnya JATI DIRI.

Sampai pada keberanian para pemuka dan pemimpin mengobrak-abrik sejarah ilmu pengetahuan yang pasti merupakan hilangnya harga diri bangsa Indonesia. Lebih kabur lagi penyutradaraan setelah makin merambah mengajak seluruh dunia ini, mengajak ,menata kehidupan dunia baru dengan dasar PANCASILA. Mulai dicanangkannya ajakan itu tergoyangkan para pemimpin,ilmuwan,pakar budaya,para pengusaha,petinggi tentara,buruh,tani,nelayan,pemuda dan mahasiswa luar dan dalam negeri.

Begitu pula di Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini ada suatu gerakan yang katanya sangat KONSPIRATIF dan TRANPARAN yang hasilnya dari berbagai sumber selama hampir tigapuluh dua tahun bangsa ini hanya berkutat pada LAHIR PANCASILA dan SIAPA PENGGGALI/PENCIPTANYA. Marilah kita bersepakat bahwa segala awal itu pasti ada pendahulunya,dalam kata lain kejadian pasti ada riwayatnya sehingga terangkum JANGAN SEKALI-KALI MENINGGALKAN SEJARAH.

Apakah hasilnya yang menjadi bahan kajian didalam perguruan Tinggi dan sekolah ketentaraan yang berjudul THE GREAT GRAND STRATEGI SOEKARNO?,dimulai dari tahun 1929 atau tepatnya tanggal 29 Desember 1929 dalam safari politiknya di SALA,ucapannya saat nanti diudara pesawat terbang meraung-raung di atas dan peluru serta bom meledak-ledak, di saat itu Indonesia Merdeka.”

Perjalanan politik perang dunia II Belanda menyerah kepada Jepang,makin tapak demi setapak program pra pemimpin Indonesia,dalam kurun waktu tiga setengah tahun,tanpa disadari oleh berbagai pihak termasuk bangsa ini. Bayangkan saja dilakukan pelatihan kepada para pemuda pelajar lewat PETA,HEIHO,KEIBODAN,SEINENDAN,KELOMPOK PEMUDA PELAJAR,PENEMPATAN PEGAWAI segala bidang dalam jumlah ribuan,puluhan ribu bahkan ratusan ribu. Tersebut di atas dilengkapi dengan sejarah tata kehiduan masyarakat dan bangsa terjajah dari imperalisme liberal,imperalisme semi liberal,imperalisme ortodoks,imperalisme semi ortodoks, tak luput pula kajian bangsa Indonesia dari tata kehidupan yang ada dari berbagai suku,bahasa,tradisi,budaya,agama,kepulauan,batas wilayah.

Marilah kita tengok sebentar 1 Juni 1945 dan kalau mau berbicara tentang situasi pada tahun 1945, itu harus terlebih dahulu kita sadari bahwa tahun 1945 adalah tahun perang dan bukannya tahun bulan purnama. Jadi perang pasifik yang sedemikian hebatnya terus berkorbar,dan pada tahun ini kita melihat bahwa ada tanda-tanda Jepang akan kalah. Sedangkan di Indonesia sendiri sudah ada beberapa perlawanan,banyak macam ragam gerakan perlawanan,tersebut termasuk peristiwa di Blitar.

Dari semua itu berjalan sampai saat proklamasi,dapat para dosen dan mahasiswa merenungi TEKS PROKLAMASI. Begitu pula selanjutnya andaikan tidak ada LAHIR PANCASILA di 1 Juni 1945 apa yang terjadi di negeri ini?????

Perlu saya garisbawahi bahwa perlunya waspada di dalam setiap gerakan yang muncul,dapat terjadi berkerudung PANCASILA dalam upaya menghancurkan PANCASILA dalam hal ini perilaku gerakan KONSPIRATIP dan TRANPARAN. Walhasil gerakan persatuan segenap rakyat yang menentang penjajahan dengan dasar Negara PANCASILA,proklamasi 17 Agustus 1945,dilengkapi Undang-Undang Dasar 1945. Demikianlah pula sejak 17 Agustus 1945 sampai pengakuan kedaulatan 27 Desember 1949,ternyata adalah suatu gerakan persatuan segenap suku,bahasa,budaya,agama dan lain sebagainya.

Perkenankanlah saya sajikan sebait puisi untuk BUNG KARNO.

‘ Kalau ada yang paling berharga

Semua telah kau berikan

Kalau yang paling derita

Semua telah kau alami

Demi kami

Tetapi…..

Bagai bocah bosan petuah

Bagai Kurawa terbujuk Sengkuni

Kami pernah menyakitimu.

Kini……

Bagai SALYA menyesali diri

Kami rindu berkedaulatan

Rindu berdikari rindu berkepribadian

Rindu segala kebesaran diri dan citamu

Bung Karno maafkan kami

Bersertalah kami TUHAN

TUHAN lindungilah kami.

Sekian isi dari apa yang tadi kita bicarakan adalah merupakan salah satu pembicara yang penting dan semoga berguna. Bagi perjuangan di REPUBLIK INDONESIA. karena mencerminkan suatu introspeksi,mencerminkan retropeksi,mecerminkan satu sense of anticipation.

Weruh sakdurunge winarah apa yang akan terjadi dan merupakan suatu keberanian juga untuk memberi jawaban pada tantangan sekarang, dan jawaban itu terletak pada generasi muda.

Para dosen,para mahasiswa untuk penyampaian saya jika ada yang tidak berkenan di hati mohon dimaafkan ( 11 Nov 2006).

(penulis adalah pelaku sejarah saat ini tinggal di Sala)

Pendidikan Gratis di UGM

MEWUJUDKAN PENDIDIKAN GRATIS DI UGM

Oleh

Dr. Purwardi, M.Hum

  1. Tekad Kuat

Dalam serat Rama karya Pujangga Yasadipura disebutkan dialog tingkat tinggi antara Prabu Rawijaya dengan anoman. Temanya perihal arti penting tekad kuat yang dapat mengantarkan sukses gemilang manusia dalam menggapai cita-cita luhur. Kutipan dan terjemahan disajikan demikian:

Yen waniya ing gampang

Wediya ing ewuh

Sabarang nora temaha

Gampang kalawan ewuh yen antebe dadi siji

Ingi pruwa nora nana

Terjemahan:

Kalau beraninya cuma mudah

Takut melangkah karena susah

Segala gagasan kandas di jalan

Mduah dan susah jika manunggla jadi Satu

Sebenarnya pengertian itu tak berlaku

Berkaitan dengan usulan untuk mewujudkan pendidikan gratis di UGM sesugguhnya kita tinggal memilih dua pernyataan pokok. Mudah atau susah? Bagi mereka yang memilih mudah untuk menerapkan pendidikan gratis, maka alasanya juga bisa dibuatkan asalkan kita punya itikad dan tekad yang kuat. Kita melihat bahwa UGM mempunyai area yang luas serta gedung-gedung yang beraneka rupa. Setiap tahun bisa menampung 5.000 mahasiswa. Dosen dan karyawannya berstatus PNS yang digaji secara layak oleh Negara,sesuai dengan jumlah bayarannya jauh di atas UMR. Biaya alat tulis kantor serta pemeliharaan fasilitas UGM ditanggung APBN. Ditambah program peningkatan kesejahteraan lain, para dosen dan pegawai UGM udah bisa menyelenggarakan hidup secara lancar dan wajar.

Khusus untuk kegiatan pengajaran dan pengembangan Fakultas Ilmu Budaya,Sospol,Ekonomi,Psikologi,Filsafat, dan Hukum, kalau dihitung-hitung pembiayaannya sangat murah. Tidak perlu pengadaan laboratorium yang menelan ongkos mahal-mahal. Selama ini kenyataannya memang demikian. Sebelas tahun lamanya saya kuliah di UGM, untuk program S1,S2,dan S3 dapat saya tempuh dengan harga yang terjangkau. Pengalaman kuliah yang terus menerus di UGM perlu saya bagi kepada orang lain, biar tidak sampai terjadi dugaan yang keliru mengenai jumlah pembiayaan. Singkat kata, pada masa depan pendidikan gratis itu harus menjadi kenyataan demi menyelematkan nasib generasi penerus.

B. Dominasi Para Simbah

Umur saya tahun 2007 ini menginjak 36 tahun. Dibanding dengan rata-rata usia mahasiswa sekarang yaitu 20 tahun, boleh disebut saya kaprenah pakliknya. Setiap kali melihat mahasiwa kesulitan membayar SPP, hati saya sungguh tertekan. Karena kenyataannya uang kuliah di UGM itu ongkosnya terlampau mahal. Tak terjangkau oleh mayoritas penduduk Indonesia yang kehidupannya masih dibelenggu oleh kemiskinan dan kebodohan. Padahal berdirinya UGM pada awalnya untuk melayani mayoritas warganya, sesuai dengan keberadan Universitas Republik. Re-kembali,Publik-Umum. Universitas Republik berarti harus lebih mengutamakan kepentingan umum.

Apalagi menyaksikan banyak siswa SMA yang sudah terlanjur diterima di UGM,tapi tidak lulus Unasnya,pikiran saya sangat terganggu. Coba bayangkan perasaan mereka dan keluarganya. Pasti malu dengan teman-teman dan tetangganya. Apakah logis UGM menerima pendaftaran siswa SMA yang belum lulus?, kenapa anak-anak kecil ini diajari bermain dengan melanggar aturan main?. Mereka menjadi korban permainan barang serius dibuat main-main,tentu hasilnya bukan mainan.

Kalau dibuat klasifikasi warga UGM terdiri dari 3 kelompok:

  1. Generasi simbah, yaitu pengelola UGM yang umurnya di atas 60 tahun. Mereka dulu memusuhi Orde Baru yang dianggap sebagai pemerintah yang tidak benar. Tapi cara-cara Orde Baru kini disempurnakan,ditiru, dan diteruskan. Sugguh lucu dan menggelikan.jangan sampai mereka dikatakan orang jarkoni,bisa ujar nanging ora bisa nglakoni.
  2. Generasi Paklik, yaitu perintis dan pelopor yang ingn memperbaiki UGM. Rata-rata usianya di bawah 45 tahun. Pada kenyataannya pakli-paklik ini kurang berwibawa di hadapan generasi simbah. Sampai sekarang paklik itu dianggap anak kecil oleh simbah. Lambat laun simbah pun akhirnya harus mengakui kebenaran yang diusulkan oleh generasi paklik.
  3. Generasi cucu, yaitu mahasiswa yang saat ini kritis dan ingin perubahan di UGM. Mereka berpikir logis,objektif, terbuka dan jujur. Nurani mereka adalah suara rakyat kecil yang nyaris tak terdengar. Kepada generasi cucu ini diharapkan terjadi perubahan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita tidak boleh mengabaikan suara hati mereka.

C. Teladan Perjuangan

Pada masa revolusi perang kemerdekaan dulu Kampus UGM berada di Pagelaran Kraton Yogyakarta atas kemurahan Sri Sultan HB IX. Raja yang merakyat ini memberikan segalanya buat UGM secara gratis. Tanah, gedung dan biaya sumbangan oleh Sultan HB IX. Semangat berkorban yang tulus tanpa pamrih ini yang sebaiknya dikembangkan dan diteladani terus oleh pengelola UGM,tanpa kecuali.

Rektor pertama UGM, Prof Dr. Sardjito juga mengabdi kepada UGM tanpa gaji. Sekarang beliau pasti masuk surga,berkat amal jariyahnya. Suri teladan dari Sri Sultan Hamengku Buwana IX dan Prof Dr. Sardjito cukup menjadi bukti bahwa pengabdian tanpa imbalan sudah diamalkan oleh pendahulu kita. Ini fakta historis.

(Penulis adalah rektor Isbuja tinggal di Jl Kakap Raya 36 Minomartani Yogyakarta)

Nietzsche dan Tuhan

Pergulatan Nietzche Tentang Tuhan

Latar belakang Nietzche

a.Silsilah keluarga Nietzsche

Keluarga Nietzsche adalah keturunan dari keluarga Nietzky anggota kaum aristokrat Polandia. Ayahnya bernama Karl Ludwig adalah seorang pendeta dan tutor bagi anak-anak perempuan Duke of Saxony. Lima generasi dari keluarga Nietzche telah menghasilkan pendeta. kakek dari pihak ayahnya Friederich Agust Ludwig (1756-1826) adalah pendeta terkemuka. Tahun 1796 kakek Nietzsche dianugarahi gelar doktor kehormatan (honoris Causa) oleh Universitas Kenigberg atas pembelaan terhadap agama Kristen (Gamaliel) yang ditulis sebagai upaya untuk meredakan kekacauan spiritual yang disebabkan oleh revolusi.

b.Kehidupan Nietzsche

Friederich Nietzsche lahir di Rochen dekat Leibzig di Saxony pada tanggal 15 Oktober 1844. Ketika kanak-kanak Nietzsche atau panggilan akrabnya Fritz sangat taat beragama, pada tahun 1858-1864 dia masuk sekolah Pforta, Rugby Prusia dan kemudian pergi ke Bonn untuk belajar Teologi tetapi ia berhenti setelah tidak mempercayai agamanya. Tahun 1864 ia pergi ke Universitas Leibzig sampai tahun 1869 untuk mempelajari filologi (kajian tentang keaslian teks-teks kuno) dan reputasinya di bidang ini sedemikian besar sehingga ia ditunjuk menjadi pengajar filologi klasik di Universitas Bessel pada usia dua puluh empat tahun (24 Th)sebelum memperoleh gelar doktornya yang diberikan oleh Leibzig tanpa harus menjalani ujian dia mengajar di Besel selama sepuluh tahun (1869-1879) yang untuk ini ia menjadi warga Negara Swiss dan menerbitkan buku-bukunya.

Karya-karyanya:

- 1871 : The birth of tragedy ( kelahiran tragedi)

- 1873-1876 : Thought out of season ( meditasi bukan waktunya)

- 1878 : Human,all too-Human ( manusia terlalu manusiawi)

- 1879 : Assorted Opinion and Marxism (beragam opini dan pepatah)

- 1880 : Pengembaraan dan bayang-bayang

- 1881 : Fajar

- 1882 : The gay science (sains girang)

- 1883-1885 : Thus spoke Zarastrustra (demikianlah ujar Zarasthustra)

- 1886 : The good and evil ( baik dan jahat)

- 1887 : The geneology or morals ( geneologi moral)

B. Pemikiran Nietzsche tentang Tuhan

Ketika kanak-kanak Nietzsche pada saat itu taat beragama dilihat dari latar belakang keluarga Nietzsche yang religius membuatnya untuk patuh. Tetapi sejak ayahnya Karl Ludwig megalami ttrauma karena revolusi pada tahun 1848 dan meninggal setahun kemudian. Mulai saat itulah Nietzsche muda selalu berpembawaan serius dan berwibawa seolah-olah ia mengemban misi penting tertentu dalam hidupnya ia merasa bertanggung jawab atas kematian ayahnya.

Dalam pandangan Nietzsche konsep Kristen mengenai Tuhan adalah Tuhan sebagai Tuhan yang sakit, Tuhan sebagai laba-laba, Tuhan sebagai roh merupakan Tuhan yang paling korup yang ada di dunia ini… Tuhan itulah resep untuk setiap fitnah terhadap “dunia ini”,untuk setiap dusta mengenai “dunia nanti”. Di dalam Tuhan itulah ketiadaan, diTuhankan. dan kehendak kepada ketiadan disucikan ( Nietszche,200:199-200). Ia menyatakan dalam the Antichristnya:

The Christian conception of God..God as God of the sick… God a declaration of hostility toward life nature,the will to life! God the formula every columny of this world.(konsepi Kristen tentang Tuhan…Tuhan sebagai tuhannya orang sakit….Tuhan merupakan sebuah deklarasi tentang penentangan terhadap hidup alam dan kemauan untuk hidup. Tuhan adalah rumusan setiap fitnah dari dunia ini.)

Nietzsche sendiri pernah menyatakan seandainya Tuhan itu ada maka manusia akan berlomba-lomba untuk menjadi Tuhan… If there were Gods,how could I endure not be a God! There for there are no God. Bagi Nietzsche manusia bisa menentukan nasibnya sendiri. Menurut dia karena Tuhan telah mati sehingga manusia bebas merdeka melaksanakan kemauannya untuk berkuasa. Kebebasan manusia berarti kebebasan dari ikatan gereja. Dengan kebebasan manusia inilah akan memunculan bibit-bibit harapan unggul yang dimaksud adalah superman. Konsep superman akan menjadi nyata kalau Tuhan telah mati. Selama Tuhan masih hidup tidak akan terwujud.

Filsafat Nietzsche

- Kehendak berkuasa

- Moral tuan

- Kebebasan menentukan nasib sendiri

- Motto hidup: in crescent animi,virescit volhere virtus ( Jiwa bertumbuh kekuatan dipulihkan dengan melukai)

C. Sketsa pemikiran Nietzsche tentang Agama

Keberadaan agama sebagai bukti nyata eksistensi adanya Tuhan. Menurut Nietzsche hal itu hanyalah sebuah doktrin yang tidak lebih membelenggu dengan kata lain manusia sebenarnya telah kehilangan makna hidupnya karena telah menjadi budak dari agama. Apa yang dikatakan dalam agama dilakukan manusia. Manusia tidak mempunyai kebebasan karena dengan nama Tuhan mereka harus tunduk dan taat. Sama halnya dengan kehidupan sekarang ini. Konsep keagamaan bagi orang beragama adalah sebuah ketaatan semu. Orang telah kehilangan spiritualitas yang transendetal. Manusia sudah mulai meninggalkan nilai-nilai religiusitas dimana dimensi spiritual telah luntur yang disebabkan oleh kepentingan-kepentingan pribadi. Misalnya, gereja seharusnya sebagai tempat beribadah tetapi dewasa ini gereja dianggap suatu tempat pelarian, tempat mengisi waktu luang. Ketika orang tidak puas dengan gereja yang satu akan berpindah ke gereja yang lain. Ketika orang merasa tersinggung karena tidak dapat pengakuan dan tidak diikutsertakan dalam pelayanan akan lari ke gereja yang lain yang dapat memberikan tempat baginya.

Gereja sekarang ini hanya dijadikan sebagai ajang kehendak untuk berkuasa. Karena dengan menguasai gereja akan bisa mengatur dan menentukan pilihan sesuai dengan keinginannya. Sehingga apa yang dikatakan dalam firman Tuhan bahwa gereja sebagai bait Allah yang kudus hanyalah sebuah mitos. Dalam hal ini, sebenarnya konsep Nietzsche telah dipakai di dalam gereja yaitu kehendak untuk berkuasa.

Dalam masalah pelayanan misalnya Nietzsche mengatakan moralitas orang Kristen adalah moralitas budak kenapa dikatakan demikian karena dengan mengatasnamakan pelayanan orang lebih banyak mengorbankan dirinya. Tidak peduli terhada keluarga dan sekitarnya. Ikut pelayanan ke sana-ke mari, menjadi tergila-gila terhadap pelayanan tetapi pada hakekatnya dia sendiri tidak lebih dari seorang budak yang sebenarnya mencari pujian dari manusia dan menuruti keinginannya sendiri. Maka hal itu tidak lebih dari sebuah kemunafikan belaka. Melakukan pelayanan bukanlah sesuatu hal yang salah tetapi ketika tujuan dari pelayanan itu tidak sesuai dengan apa yang seharusnya akan menjadi sesuatu jerat bagi dirinya dan kekejian bagi Tuhan.

Nietzsche menentang keras apa yang dimaksud dengan pelayanan dan apa hakekat Tuhan sehingga ia mengatakan bahwa Tuhannya orang Kristen adalah tuhannya orang sakit. Itulah kekecewaaan yang dialami Nietzsche terhadap orang beragama khususnya orang Kristen yang terlalu tergila-gila dalam pelayanan. Sehingga ia lebih memilih menjadi seorang yang ateis yang tidak mau kompromi dengan gereja dan ingin mencari kebebasan sendiri.

Akhir Hidup Nietzsche

Pada tahun 1888 merupakan klimaks tahun terahir kehidupannya yang aktif. Dia telah sakit-sakitan selama 16 tahun. Hampir dapat dipastikan sebagai akibat ketularan sifilis ketika ia masih mahasiswa. Dalam hari-hari pertama tahun 1889 dia menderita kehancuran mental total dan meskipun ia bertahan hidup sampai Agustus 1890 dia tidak lagi menulis. Rasa kegairahan mental yang dialaminya sepanjang tahun 1888 ditulisnya dalam surat-suratnya. Bukan dalam bukunya (Nietzsche,200:10) dan satu hal catatan penting bahwa Nietzsche pada akhirnya merindukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dia ingin kembali kepada Tuhan yang selalu ia tentang dengan sadar ia mengskui ingin mendekat kepada Tuhan. Dalam bukunya Thus Spoke Zarasthustra ia ingin bertemu kembali kepada Tuhan.

Now!come back/with all your terment/oh come back/to the last of all solitaries/all the streams of my tears run their course to you/and the flame of my heart/it burn up to you/oh come back/my unknown God!my pain!my last happiness

Daftar Pustaka

-Syamsudin,1984, Filsafat Nietzsche tentang Tuhan, thesis, IAIN, Yogyakarta

- Marc Sautet,2001,Nietzsche untuk pemula, Kanisius, Yogyakarta.

- Nietzsche,200, Sangkala berhala dan Anti-Krist, Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta.

Selasa, 12 Agustus 2008

Kajian Sejarah Tokoh ( Alvin Toffler)

Makna Historisitas Alvin Toffler Tentang Peradaban Manusia yang akan Datang

(Suatu kajian sejarah)

Latar belakang

Manusia selalu mengalami perubahan dan perubahan tersebut dapat dilihat salah satunya dari pekembangan manusia itu sendiri. Ia juga dikatakan sebagai pembuat sejarah akan kehidupannya yang tercipta secara alamiah, kehidupan manusia selalu bertitik tolak dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan dating dengan kata lain bahwa manusia tidak pernbah lepas dari konteks ruang dan waktu. Manusia merupakan makhluk yang misterius mengapa dikatakan demikian karena sejarah telah membuktikan bahwa apa yang pernah dilakukan manusia selalu tidak dapat dirpediksikan dan selalu tidak dapat diketahui apa maksudnya. Sedangkan misterius dalam arti bahwa manusia itu sendiri tidak paham akan keberadaannya di masa akan datang.

Ditengah-tengah masyarakat global kita memasuki sebuah dunia baru yang di dalamnya kegiatan apapun dapat dilakukan dengan tingkat pengalaman yang sama yaitu di dalam jagat raya maya. Jagat raya maya itu dianggap lebih menyenangkan dibandinglan dunia maya itu sendiri. Bahkan segala sesuatu di masa lalu dianggap sebagai fantasi, halusinasi atau ilusi kini dapat “dialami” sebagai sebuah “realitas” yang nyata. Hal ini karena dunia fantasi, halusinasi dan ilusi tersebut dengan bantuan teknologi telah menstimulasi manusia dank init elah tumpang tindih dengan dunia realitas sehingga diantara keduannya tidak dapat dibedakan lagi (Slouka,1999:13).

Alvin Toffler merupakan salah seortang futuris yang mencoba memberikan suatu penjelasan tentang konsep manusia di masa datang. Konsep pemikiran Alvin Toffler ini diawali dari artikelnya yang merupakan karya monumental yang dirumuskan dengan istilah future shock ( kejutan masa depan). Artikel ini melukiskan tentang tekanan dan disorientasi hebat yang dialami oleh manusia jika terlampau banyak dibebani perubahan dalam waktu terlampau singkat, jelasnya bahwa kejutan masa depan bukan lagi merukan bahaya potensial yang masih jauh tetapi merukan penyakit nyata ayng diderita oleh semakin banyaknya manusia. Kondisi psikologis-biologis ini dapat digambarkan denanterminologi medis dan psikiatri. Penyakit ini ialah penyakit perubahan ( Toffler,1989:10)

Mengapa penulis menagmbil tokoh Alfin Toffler?, karena tokoh ini di mata penulis merupakan tokoh yang mempunyai pemikiran unik tentang peradaban manusia yang akan dating. Berbeda dengan tokoh Soedatmoko yang orientasinya lebih kepada nilai,kemanusiaan dan kebudayaan. Dan yang perlu dikaji lebih mendalam adalah mencari makna histories apa yang disampaikan oleh Toffler tentang kehidupan manusia yang akan dating dan bagaiamana sebetulnya citra seorang manusia baru terkit dengan masa depan. Menurut Trotsky bahwa manusia yang akan dating itu “manusia akan lebih kuat,lebih pintar, dan cepat mengerti, badannya akan lebih serasi,gerakannya lebih berirama,sauranya lebih merdu. Gaya hidupnya kan mempunyai kualitas yang sanat dramatis dari rata-rata manusia itu akan setingkat Aristoteles,Goethe, dan Marx.” Bagi Frantz Fanon “ kedatangan manusia baru akan mempunyai pikiran baru.” Sedangkan Toffler sendiri tidak menjelaskan bagaimana citra manusia baru itu?, disinilah salahs atu letak keunikan Tofller ketika ia membicarakan tentang kehidupan manusia yang akan dating tetapi ia sendiri tidak menjelaskan manusia itu sendiri.

Historisitas manusia berkaitan dengan kompleksitas kesadaran. Kompleksitas merupakan segi luar dan intensitas merupakan segi dalam bdan,wahyu,wujud,kompleksitas dapat dikatakan dengan cara yang lebih umum sebagai aspek materi atau materialitas manusia. Segi dalam jiwa/intensitas/gaya dapat diaktakan sebagai askpek spiritualitas manusia.[1]

Masa Depan antara Realitas dan Harapan

Masa depan bagi manusia merupakan suatu yang rumit. Karena terlalu rumitnya masa depan tersebut menjadi sulit diprediksikan dan pada hakekatnya yang menjadi pijakan dari masa depan itu sendiri adalah masa lalu dari apa yang telah terjadi dan masa depan itu sendiri merupakan sebuah realitas yang diharapkan bagi kehidupan manusia. Menurut Tofller masa dean adalah sebuah gelombang perubahan. Setiap kali gelombang perubahan yang tunggal menguasai suatu masyarakat tertentu maka pola perkembangan masa depannya relative untuk diamati. Sebaliknya, bila suatu masyarakat sedang dilanda dua tau lebih gelombang perubahan besar dan belum jelas yang mana yang dominant, maka citra manusia masa depan tiu menjadi retak. (Toffler,1990).

Akhir sejarah,biasanya dan lebih sering merupakan akhir setiap peradaban,ketika perdabanuniersal muncul,masyarakat menjadi tertipu oleh apa yang disebut Toynbee sebagai “baying-bayang keabadian dan menyakini bahwa apa yang menjadi milik mereka merupakan “bentuk” final dari seajrah kehidupan manusia.[2]

Manusia mengharapkan masa depan yang lebih baik memberikan suatu makna tersebndiri, memberikan harapan yang lebih baik. Tetapi manusia itu sendiri tidak dapat mengelak dari apa yang disebut dalam konsep Toffler adalah perubahan. Gelombang perubahan pertama, kedua, dan ketiga. Kemungkinan-kemungkinan yangdihadapi manusia sekarang ini adalah kemungkinan semu. Konteks kehidupan yang melanda kehidupan manusia saat ini tidak lepas dari konteks kehidupan masa lalu. Jadi apa yang pernah diperbuat oleh manusia masa mapau mempunyai korelasi pada masa depan manusia.

Harapan manusia tetnang masa depan adlaah harapan kesementaraan pergreseran kearah kesementaraan vbahkan akan terwujud dimisalkan dalam arsitektur bagian lingkungan fisik yangpada masa lalu sangat menunjang eksadaran manusia akan kekuatan. [3]

Konteks Manusia Sekarang

Berbicara masalah konteks berarti kita tidak akan terlepas dari teks yang melatarbelakangi keberadan konteks sekarang ini. Misalnya, kita berbicara tentang manusia dan peradabannya dengan kata lain, kita harus memahami teks apa itu sebenarnya manusia dan usaha apa yang menjadikan peradaban manusia berbeda dengan yang sesudahnya. Perkembangan manusia, tulis kritikus drama dan naturalis, Joseph Wood Krtich, pada tahun 1949, semakin menjauh manusia dari perngaulan social dengan sesamanyua. Lebih menyanjung benda-benda mati daripada benda hidup.[4] Konsep peradaban menurut Toffler adalah peradaban dimana teknologi menagbil peranan lebih besar disbanding dengan keberadaan manusia. Eksistensi manusia akan diagntikan dengan eksistensi teknologi sebagai jalan menuju peradaban baru. Manusia akan menjadi budak dari teknologi itu sendiri.

Segala kebutuhan dan kepentingan manusia akan terpenuhi dengan cepat dan tercukupi apabila menguasai ilmu dan teknologi sebagai jepmbatan menuju masa depan yang dicita-citakan. Di amsa depan yang sudah dekat, White emnegaskan teknologi itu akan memaksa kita melupakan hal-hal primer, tetapi menyanjung hal-hal sekunder dan terpencil”. White menyimpulkan bahwa ada sebauh era dimana dunia nyata menjadi khayalan…..” saat segalnya jungkir balik dan kita telah menjadi sosok mirip orang sinting, apa yang kita angap waras pada masa lampau kini justru dianggap sebagai sinting (E.B White dalam “Ruang yang hilang”).

Masyarakat yang hilang

Peradaban manusia masa depan dapat dikatan sebagai peradaban yang mekanik selama ini hokum-hukum positivistic masih bias ditentang oleh teori-teori filsafat dan social tetapi nantinya akan terjadi apa yang dinamakan sebagai pembalikan dari teori social bahwa hokum alam lah yang nantinya dapat berlaku dan terbukti secara alamiah karena telahterjadi proses pengaturan diri secara alamiah. Misalnya, masyarakat yang sekarang ini diaktakan sebagai masyarakat berbudaya,berperadaban, dan eksis tidak lama lagi akan menjadi masyarakat cyber dalam artian bahwa masayrakat tidak harus kita temui secara face to face tetapi masyarakat yang jauh yang tidak pernah kita kenalsebelumnya akan menjadi suatu yang eksis dalam kehidupan kita. Individu akan hidup tanpa adanya masyarakat dan yang akan disebut masyarakat bukanlah manusia tetapi mekanik-mekanik sebagai media dan teknologi sebagai penciupta masyarakat cyber tersebut.

Kriteria apa ayng dapat dikatakan sebagaio masyarakat yang hilang adalah ketika ruang-ruang public telah dialihkan fungsinya, ketika tempat bermain anak-anak telah digantikan dengan Computer Station, ketika media komunikasi tidak face to face lagi tetapi denagnperaltan yang canggih memungkinkan orang tidak harus hadir pada sat itu juga. Hanay menekan beberapa tombol saja orang sudah bias berkomunikasi dengansiapa saja, kapan saja, dan dimana saja tanpa emngurangi waktu yang ada. Teknologi informasi berkembangh dengan cepat sehingga banyak warung internet (Warnet). Hal inilah yangmenjadikan nilai-nilai essensial masyarakat telah hilang.

Penutup

Sejarah mausia merupakan sejarah kehidupan yang paling panjang, proses sejarah manusia melalui tiga fese yaitu masa lalu, kini dan yang akan dating. Ketiga fase tesebut tidak dapat dihidnari ekculai hanya dialami oleh manusia itu sendiri. Alfin Toffler adalah seorang tokoh pembuat sejarah kehidupan manusia yang akan dating. Sejarahwan yang tidak hanya melihat masa lalu sebagai objek studinya tetapi dengan masa masa lalu kehidupan manusia dapat diprediksikan. Disinilah makan historisitas menurut Alfin Toffler tentang kehidupan manusia yang akan dating yang diaperlihatkan secara jelas dengan pendekatan teori sebab-akibat.

Daftar Pustaka

-Samuel Hantington,2003, benturan Antar peradaban dan MAsa DEpan politk Dunia, Qalam, Yogyakarta.

-Mark Slouka,1999, Ruang yang HIlang Pandangan Humanis Tentang BUdaya Cyberspace yang Merisaukan, Mizan, Yogyakarta.

-Francis Fukuyama,2002, The Great Disruption Hakekat Manusia dan Rekontruksi Tatanan Sosial, Qalam, Yogyakarta.

-Alfin Toffler,1988, Gelombang ketiga (bagian pertama), Pantja Simpati, Jakarta.

-__________.,1990, Gelombang ketiga(Bag ekdua)___________

-__________,1988, Kejutan dan Gelombang_____________

-__________,1970, Kejutan Masa Depan ______________



[1] Bakker,Anton. Filsafat Sejarah” Bagian sistematis”. Diklat Kuliah

[2] Samuel Huntington,2003.hal.583

[3] Alvin Toffler,Kejutan Masa Depan

[4] Slouka,1999,hal 169

Jepang 1

Makna Filosofis nama-nama orang Jepang

Pengantar

Salah satu identitas yang mudah dikenali tentang Jepang adalah penamaan orang Jepang. Begitu banyaknya jenis nama di dunia ini hanya orang Jepang yang tetap konsisten menggunakan nama kejepangannya. Apakah hal ini merupakan proses Jepangisasi?. Setidaknya ada dua alasan yang dapat mendukung mengapa orang Jepang tetap konsisten dengan nama mereka. Pertama, tradisi dan adat-istiadat Jepang yang masih kuat telah merasuki setiap jiwa generasi muda Jepang untuk selalu mencintai tradisi dan filosofi hidup mereka sepanjang hayat. Kedua,jiwa nasionalisme orang Jepang telah membawa nilai-nilai persatuan dan kesatuan akan kebanggan negeri sendiri menjadikan orang Jepang tetap sebagaimana adanya. Meskipun globalisasi dan demokratisasi mnemasuki ruang social dan kemasyarakatan orang Jepang. Tetapi identitas nama Jepang tidak pernah hilang.

Berbeda dengan Indonesia penggunaan nama-nama orang Indonesia yang berakar dari rahim kolonialisme menyebabkan pada masa kolonialisme orang Indonesia diberi nama oleh bangsa kolonial untuk tidak boleh banyak bicara, protes ataupun melawan. Misalnya nama sukiyem,rubiyem,mariyem,painem,paijem dan satiyem. Nama tersebut selalu berakhiran dengan huruf m. apabila dilafalkan huruf m selalu dengan mulut tertutup. Rezim kolonial tidak menyukai apabila para jajahannya banyak bicara. Mereka lebih suka melihat jajahannya untuk diam dan tutup mulut dengan demikian penjajah akan lebih leluasa memerintah apa saja.

Setelah rezim kolonialisme berakhir di Indonesia dan kran demokrasi dan globalisasi serta liberalisasi terbuka lebar di negeri ini. Proses penamaan orang Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Misalnya, anak orang Indonesia yang lahir sekarang ini sudah diberi nama seperti layaknya nama orang barat. Dengan penamaan orang barat identitas keindonesiaan semakin lama tergerus oleh arus globalisasi. Penggunaan nama barat yang pada umumnya digunakan oleh orang Indonesia seperti Brian, Tommy,Stephen, Jesika, Albert, Elisabeth, Sammy,dll menyebabkan orang sulit untuk membedakan orang barat dengan orang Indonesia berdasarkan nama mereka.

Pengaruh budaya barat yang sangat kental telah membawa dampak pada hilangnya identitas kultural penamaan orang Indonesia. Bagi orang Indonesia pemberian nama-nama asing kepada anaknya sebagai salah satu tuntutan modernitas dan zaman. Mereka tidak mau dianggap anaknya kampungan atau ndeso karena namanya tidak modern masih zaman dulu. Nama juga memberikan petunjuk dari status sosial mana anak tersebut. Status sosial dan modernitas menjadi salah satu alasan utama mengapa orang Indonesia memberikan nama kepada anaknya kebarat-baratan.

Dalam proses penamaan manusia tidak lepas dari dimensi ruang dan waktu. Kondisi geografis suatu Negara dan perkembangan zaman telah membawa konsekuensi logis terhadap perubahan penamaan orang. Hal yang menarik dalam studi filosofis tentang nama. Negara Jepang tetap menjadi fokus perhatian utama. Kajian budaya timur tentang sejarah penamaan orang hanya Negara-negara yang mempunyai nasionalisme yang tinggi yang konsisten menggunakan nama mereka sesuai dengan karakter bangsanya. Seperti Perancis, Jerman,India,Rusia, Korea,dan Jepang. Apa yang menjadi perbedaan diantara Negara-negara tersebut terutama Jepang adalah bahwa Jepang mempunyai keunikan yaitu orang Jepang mempunyai nama yang singkat dan tegas. Misalnya, Tanoto, Yasuo Fukuda, Shinzo Abe, Taro Aso, Ebihara dan Tsunoda. Susunan huruf abjad yang sederhana telah membuat nama orang Jepang mudah dikenali berbeda dengan Rusia misalnya. Nama–nama orang Rusia sulit di hafal dan dilafalkan karena lebih banyak menggunakan abjad yang kurang popular bagi orang pada umumnya seperti huruf Z,Y dan V.

Nama sebagai Identitas Kultural

Nama selain sebagai identitas manusia juga sebagai identitas kultural. Budaya membentuk struktur pemikiran manusia dan mendorong manusia menjadi manusia yang berbudaya. Setiap nama mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Memahami arti nama seseorang dalam perspektif kebudayaan diperlukan perangkat analisis filsofis seperti epistemologi,axiologi, dan ontologi. Nama tidak semata-mata lahir dari suatu masyarakat yang secara kolektif membentuk citra manusia untuk menggunakannya. Salah satu aspek yang menonjol dimana budaya berperan dalam penamaan adalah hadirnya nilai tradisi dan etnisitas dalam masyarakat. Jepang memiliki akar sejarah kebudayaan etnisitas yang mendalam. Kebudayaan etnisitas yang berkolerasi dengan sistem kepercayaan Jepang telah memberikan makna filosofis akan hadirnya identitas nama-nama orang Jepang.

Kepercayaan yang telah lama terbangun menjadikan budaya Jepang mempunyai aksen sendiri untuk memiliki karakter nama yang digunakan oleh seseorang. Di Jepang gelar nama kebangsaan jarang disertakan di depan atau dibelakang nama asli seperti Kaisar Akihito atau permaisuri Michiko nama yang tertera sebagaimana adanya. Berbeda dengan di Indonesia, Gelar kebangsaan menjadi nama depan setelah nama sesungguhnya misalnya. Raden Ajeng (RA)Kartini, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Jayawijaya, dan Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Hadinegara. Adanya nama gelar kebangsawanan menunjukkan derajat status sosial yang berbeda dengan masyarakat yang lain.

Bagi orang Jepang gelar kebangsawanan bukan menjadi hal yang signifikan seperti di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa Jepang merupakan bangsa yang egaliter menurut nama-nama Jepang.

Filsofi Nama-nama Jepang

Eksistensi manusia membentuk filosofi hidup yang pada hakekatnya membuka dimensi sosial dan budaya. Interaksi manusia sejalan dengan pola kebudayaan yang terbentuk dalam ruang dan waktu telah memiliki bagian tersendiri. Salah satu bagian dari pola kebudayaan adalah proses penamaan seseorang. Nama-nama Jepang misalnya, terbentuk bukan berasal dari akulturasi maupun asimilasi silang kebudayaan. Tidak seperti di Indonesia proses penamaan orang Indonesia banyak mengalami akulturasi dari pengaruh Arab dan Barat. Sedangkan Jepang lebih memilih pola sendiri dalam memberi nama.

Ada 3 nilai filosofis dalam penamaan orang Jepang. Pertama, bakti, nama-nama Jepang telah menunjukkan konsistensi dan sebagai wujud dari bakti kepada orang tua dan leluhur mereka. Bakti dalam pengertian umum adalah mengabdi dan mempersembahkan jiwa dan raga untuk suatu ketaaatan moral. Kedua, nasionalisme dan kebangsaan. Spirit nasionalisme telah menjadi gaya hidup dan filosofi bangsa Jepang. Suatu bangsa yang memiliki jiwa nasionalisme kuat karena latar belakang budaya dan kebanggaan atas penghargaan diri yang sejak lama sudah terpelihara dari generasi ke generasi. Ketiga, kesederhanaan, karakter nama Jepang yang tegas,pendek dan singkat menunjukkan karakter orang Jepang yang suka akan kesederhanaan hal ini tidak hanya terlihat dari namanya saja tetapi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai perabotan rumah tangga orang Jepang yang tidak terlalu banyak memakan tempat. Tradisi Jepang yang lebih menekankan pada dimensi kearifan lokal membawa dampak pada penamaan orang Jepang yang tetap konsisten dengan bahasa dan kepribadian orang Jepang.

Jepang 2

Kimono dalam Perspektif Nilai-nilai Kejepangan

Pendahuluan

Ada pepatah kuno mengatakan bahwa “ suatu bangsa diatas dapat dikenali dari bahasanya”. Memang benar kata pepatah diatas untuk mengetahui seseorang berasal dari bangsa mana salah satunya mengenali bahasa yang digunakannya. Bahasa tidak bisa lepas dari identitas kultural seseorang. Suatu bangsa memiliki ciri-ciri yang dapat di identifikasi dari aspek bahasa, pakaian, tradisi dan adat-istiadat. Misalnya, Negara Jepang merupakan negara dalam perspektif holistik karakter negara-negara di dunia dapat dikategorikan sebagai negara yang unik dan penuh dengan dinamika lokalitas homogen. Berbeda dengan Indonesia jika Indonesia mempunyai akar budaya, multi-etnik dan heterogen. Jepang sebagai salah satu contoh kontra budaya dengan Indonesia. Karakter masyarakat Jepang yang kuat di tengah-tengah globalisasi tidak harus memaksakan masyarakat Jepang untuk menjadi (to being) Jepang. Secara sosiologis Jepang sebagai bangsa mempunyai struktur sosial yang seragam,harmonis, spiritual pragmatis dan patuh pada aturan. Sehingga proses Jepangisasi atau menjepangkan orang jepang tidak terjadi seperti yang terjadi di negara Amerika. Dimana bangsa Amerika yang berakar dari sejarah koloni-koloni dan imigran telah terjadi proses amerikanisasi orang Amerika. Kedengarannya sangat aneh tetapi itu yang terjadi di negara Amerika. Berbagai program dilakukan hanya semata-mata untuk menjadikan orang Amerika sebagai Amerika sejati (true Amerikan).

Tetapi proses Amerikanisasi tidak terjadi di negara jepang. Kontruksi sosial masyarakat Jepang yang unik telah menjadikan Jepang sebagai bangsa yang memiliki identitas kultural yang kuat. Dalam studi kefilsafatan tentang masyarakat Jepang apa yang menjadi fokus perhatian terletak pada 3 aspek kajian utama yaitu aksiologis,epsitemologis dan ontologis. Dalam aspek aksiologis pada umumnya meletakkan fondasi dalam lingkup budaya yang berarti mengkaji tentang adat-istiadat, tradisi dan pakaian tradisional (kimono). Kajian ini sebagai studi relevansi terhadap budaya dalam realitas sosial.

Pandangan umum yang dibangun dalam kajian aksiologis adalah mencari dan menemukan makna yang terdalam sebagai filsafat tersembunyi dari budaya yang ada di Jepang. Sebagaimana kajian pakaian adat (Kimono) sebagai objek pembelajaran filosofis tentang budaya Jepang kekinian. Untuk meneropong lebih jauh apa yang terjadi dalam studi budaya dan masyarakat Jepang dengan mengambil pakaian adat kimono sebagai objek material maka dibutuhkan analisis aksiologis. Dalam filsafat, analisis aksiologis mencoba mencari unsur-unsur nilai yang dibangun oleh objek atau terbentuk dari subjek penilai. Jika kimono dikatakan sebagai suatu nilai kearifan lokal yang berdiri sendiri kecenderungan nantinya dimensi nilai akan bersifat self-evident.

Dalam menganalisis fenomena budaya manusia menjadi pusat perhatian yang tidak dapat berdiri sendiri. Daya tarik utama mengapa manusia menjadi pusat perhatian didasarkan pada bahwa hanya manusia yang mampu membuat perubahan dan menciptakan produk budaya. Kimono adalah salah satu dari produk budaya manusia Jepang yang sarat dengan nilai-nilai filosofis. Dengan kimono sebagai identitas kultural yang melekat dalam masyarakat Jepang menjadikan budaya sebagai proses organis yang hidup sesuai dengan perubahan zaman. Kimono tidak hanya sekedar menjadi identitas kultural tetapi juga mempunyai makna kearifan lokal yang ada dalam model pakaian kimono.

Kimono dalam bingkai kearifan lokal

Tak kenal maka tak sayang adalah falsafah umum yang selalu diungkapkan oleh anak muda untuk menyatakan cinta atau rasa senang kepada kekasihnya. Ungkapan tersebut tidak hanya berlaku dalam kisah percintaan. Tetapi dalam kondisi apapun bisa menjadi pembuka untuk menjalin hubungan persahabatan saat ini. Hubungan persahabatan Indonesia-Jepang sudah berlangsung selama 50 tahun. Jika diibaratkan dalam perkawinan merupakan ulang tahun perkawinan emas. Hubungan yang sudah lama dibangun antara Indonesia-Jepang telah banyak memberikan keuntungan diantara kedua belah pihak. Mulai dari semakin eratnya kerjasama bilateral kedua negara hingga pengenalan budaya yang semakin terus digali seperti misalnya pemerintah Jepang berperan serta aktif memasarkan batik di negaranya dengan membuat perangko bergambar batik dan ikut terlibat melestarikan beberapa kesenian Indonesia seperti gamelan, wayang dan tari tradisional. Hal ini menunjukkan produk budaya mampu menciptakan kesepahaman dan toleransi dan budaya telah melahirkan kearifan lokal yang mendunia.

Nilai kearifan lokal dapat dijumpai dalam pakian tradisional jepang yaitu Kimono. Meskipun anak remaja Jepang sekarang ini sudah jarang mengenakan pakaian Kimono. Kimono masih menjadi unsur penting dalam budaya masyarakat Jepang. Unsur yang menonjol dalam pakaian kimono adalah terletak pada karakter dan corak pakaian kimono yang unik. Keunikan Pakaian kimono dapat dilihat. Pertama, teknik memakai pakian kimono yang tidak semua orang bisa memakainya. Kedua, kimono sebagai simbol penghargaan atas kaum perempuan yang menjaga adat ketimuran yaitu adat yang suka melihat perempuan berpakaian pantas dan sopan di depan umum. Ketiga, kimono memberikan pesan moral bahwa perempuan hendaknya selalu berpakaian yang rapi, sopan dan pantas di depan umum.

Kimono dalam identitas kebangsaan

Bangsa yang besar lahir bukan dari rahim kolonialisme tetapi untuk menjadi bangsa yang besar diperlukan identitas kultural yang mapan dan kuat. Jepang telah membuktikan bahwa bangsa Jepang mempunyai identitas sebagai bangsa yang berkarakter kebangsaan. Salah satunya dapat dilihat dari budaya yang masih dilestarikan hingga sekarang. Misalnya, pakian tradisional kimono menjadi salah satu tren mark Negara Jepang. Begitu orang mendengar kata kimono pasti merujuk pada negara Jepang. Keberhasilan Negara Jepang dalam membangun image kebangsaan telah menjadikan Jepang dikatakan sebagai bangsa yang besar. Identitas kimono yang tidak bisa terlepas dari bahasa dan budaya Jepang. Seolah-olah telah menghipnotis bangsa lain untuk mengakui identitas kejepangan tanpa harus melakukan jepangisasi bagi rakyatnya. Ekspansi kebudayaan dan bahasa yang mengalir begitu saja telah membawa keberuntuangan tersendiri bagi negara Jepang untuk mempromosikan kebudayaan Jepang secara masif ke seluruh dunia. Sehingga dapat dibayangkan bahwa budaya telah memberikan dampak pada kuatnya identitas suatu bangsa.

Dimensi Aksiologis Kimono

Filosofi pakaian kimono tidak hanya sekedar sebagai identitas kebangsaan dan kearifan lokal dalam masyarakat Jepang karena Jepang dalam era kekinian juga telah membawa dampak pada eksistensi pakaian kimono sebagai budaya. Dalam perekembangannya pakian kimono mulai tergusur oleh arus globalisasi budaya barat. Sehingga kimono semakin lama mulai kehilangan identitasnya. Satu hal yang menjadi catatan penting adalah nilai-nilai tradisi dan filosofis dari pakaian kimono masih tetap tinggal dan berakar kuat dalam masyarakat Jepang. Inilah yang menjadikan Jepang tetap eksis di tengah-tengah arus globalisasi kebudayaan.

Dimensi yang menonjol dalam pakian kimono dapat dilihat dari konsistensi model dan karakter pakian kimono yang tidak berubah. Meskipun kuatnya pengaruh perkembangan model busana modern yang begitu pesat di Jepang seperti harajuku tidak dapat menyentuh pakian kimono yang mempunyai karakter tersendiri. Nilai-nilai yang ada dalam pakaian kimono telah melebar menjadi satu dengan realitas masyarakat Jepang seperti kesopanan, kerapian, keteraturan, ketertiban dan kepatuhan masih menjadi nilai-nilai utama dalam masyarakat Jepang secara umum.

Kesimpulan

Pakaian Kimono sebagai pakaian tradisional Jepang memberikan identitas bagi masyarakat Jepang yang sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal dan adat ketimuran dalam hal ini ada beberapa nilai yang dapat dipelajari dalam pakaian kimono yaitu:

  1. Pakaian kimono menunjukkan konsistensi masyarakat Jepang yang tidak mudah goyah terhadap arus perubahan yang terjadi di era globalisasi sekarang ini.
  2. Nilai kearifan lokal yang menonjol dalam pakian kimono terletak pada karakter dan corak pakaian tersebut. Karakter yang selalu menonojol adalah kerapaian, kebersihan dan kelengkapan membentuk karakter manusia Jepang untuk selalu patuh dan taat pada tradisi lokal.
  3. Pakaian kimono adalah salah satu produk budaya yang berdaya cipta luhur sesuai dengan spirit kejepangan.
  4. Pakaian kimono mempunyai makna filosofis yaitu penghargaan terhadap leluhur dan mecintai keharmonisan.
  5. Pakaian kimono sebagai simbol penghargaan atas kaum perempuan