Selasa, 12 Agustus 2008

Kajian Sejarah Tokoh ( Alvin Toffler)

Makna Historisitas Alvin Toffler Tentang Peradaban Manusia yang akan Datang

(Suatu kajian sejarah)

Latar belakang

Manusia selalu mengalami perubahan dan perubahan tersebut dapat dilihat salah satunya dari pekembangan manusia itu sendiri. Ia juga dikatakan sebagai pembuat sejarah akan kehidupannya yang tercipta secara alamiah, kehidupan manusia selalu bertitik tolak dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan dating dengan kata lain bahwa manusia tidak pernbah lepas dari konteks ruang dan waktu. Manusia merupakan makhluk yang misterius mengapa dikatakan demikian karena sejarah telah membuktikan bahwa apa yang pernah dilakukan manusia selalu tidak dapat dirpediksikan dan selalu tidak dapat diketahui apa maksudnya. Sedangkan misterius dalam arti bahwa manusia itu sendiri tidak paham akan keberadaannya di masa akan datang.

Ditengah-tengah masyarakat global kita memasuki sebuah dunia baru yang di dalamnya kegiatan apapun dapat dilakukan dengan tingkat pengalaman yang sama yaitu di dalam jagat raya maya. Jagat raya maya itu dianggap lebih menyenangkan dibandinglan dunia maya itu sendiri. Bahkan segala sesuatu di masa lalu dianggap sebagai fantasi, halusinasi atau ilusi kini dapat “dialami” sebagai sebuah “realitas” yang nyata. Hal ini karena dunia fantasi, halusinasi dan ilusi tersebut dengan bantuan teknologi telah menstimulasi manusia dank init elah tumpang tindih dengan dunia realitas sehingga diantara keduannya tidak dapat dibedakan lagi (Slouka,1999:13).

Alvin Toffler merupakan salah seortang futuris yang mencoba memberikan suatu penjelasan tentang konsep manusia di masa datang. Konsep pemikiran Alvin Toffler ini diawali dari artikelnya yang merupakan karya monumental yang dirumuskan dengan istilah future shock ( kejutan masa depan). Artikel ini melukiskan tentang tekanan dan disorientasi hebat yang dialami oleh manusia jika terlampau banyak dibebani perubahan dalam waktu terlampau singkat, jelasnya bahwa kejutan masa depan bukan lagi merukan bahaya potensial yang masih jauh tetapi merukan penyakit nyata ayng diderita oleh semakin banyaknya manusia. Kondisi psikologis-biologis ini dapat digambarkan denanterminologi medis dan psikiatri. Penyakit ini ialah penyakit perubahan ( Toffler,1989:10)

Mengapa penulis menagmbil tokoh Alfin Toffler?, karena tokoh ini di mata penulis merupakan tokoh yang mempunyai pemikiran unik tentang peradaban manusia yang akan dating. Berbeda dengan tokoh Soedatmoko yang orientasinya lebih kepada nilai,kemanusiaan dan kebudayaan. Dan yang perlu dikaji lebih mendalam adalah mencari makna histories apa yang disampaikan oleh Toffler tentang kehidupan manusia yang akan dating dan bagaiamana sebetulnya citra seorang manusia baru terkit dengan masa depan. Menurut Trotsky bahwa manusia yang akan dating itu “manusia akan lebih kuat,lebih pintar, dan cepat mengerti, badannya akan lebih serasi,gerakannya lebih berirama,sauranya lebih merdu. Gaya hidupnya kan mempunyai kualitas yang sanat dramatis dari rata-rata manusia itu akan setingkat Aristoteles,Goethe, dan Marx.” Bagi Frantz Fanon “ kedatangan manusia baru akan mempunyai pikiran baru.” Sedangkan Toffler sendiri tidak menjelaskan bagaimana citra manusia baru itu?, disinilah salahs atu letak keunikan Tofller ketika ia membicarakan tentang kehidupan manusia yang akan dating tetapi ia sendiri tidak menjelaskan manusia itu sendiri.

Historisitas manusia berkaitan dengan kompleksitas kesadaran. Kompleksitas merupakan segi luar dan intensitas merupakan segi dalam bdan,wahyu,wujud,kompleksitas dapat dikatakan dengan cara yang lebih umum sebagai aspek materi atau materialitas manusia. Segi dalam jiwa/intensitas/gaya dapat diaktakan sebagai askpek spiritualitas manusia.[1]

Masa Depan antara Realitas dan Harapan

Masa depan bagi manusia merupakan suatu yang rumit. Karena terlalu rumitnya masa depan tersebut menjadi sulit diprediksikan dan pada hakekatnya yang menjadi pijakan dari masa depan itu sendiri adalah masa lalu dari apa yang telah terjadi dan masa depan itu sendiri merupakan sebuah realitas yang diharapkan bagi kehidupan manusia. Menurut Tofller masa dean adalah sebuah gelombang perubahan. Setiap kali gelombang perubahan yang tunggal menguasai suatu masyarakat tertentu maka pola perkembangan masa depannya relative untuk diamati. Sebaliknya, bila suatu masyarakat sedang dilanda dua tau lebih gelombang perubahan besar dan belum jelas yang mana yang dominant, maka citra manusia masa depan tiu menjadi retak. (Toffler,1990).

Akhir sejarah,biasanya dan lebih sering merupakan akhir setiap peradaban,ketika perdabanuniersal muncul,masyarakat menjadi tertipu oleh apa yang disebut Toynbee sebagai “baying-bayang keabadian dan menyakini bahwa apa yang menjadi milik mereka merupakan “bentuk” final dari seajrah kehidupan manusia.[2]

Manusia mengharapkan masa depan yang lebih baik memberikan suatu makna tersebndiri, memberikan harapan yang lebih baik. Tetapi manusia itu sendiri tidak dapat mengelak dari apa yang disebut dalam konsep Toffler adalah perubahan. Gelombang perubahan pertama, kedua, dan ketiga. Kemungkinan-kemungkinan yangdihadapi manusia sekarang ini adalah kemungkinan semu. Konteks kehidupan yang melanda kehidupan manusia saat ini tidak lepas dari konteks kehidupan masa lalu. Jadi apa yang pernah diperbuat oleh manusia masa mapau mempunyai korelasi pada masa depan manusia.

Harapan manusia tetnang masa depan adlaah harapan kesementaraan pergreseran kearah kesementaraan vbahkan akan terwujud dimisalkan dalam arsitektur bagian lingkungan fisik yangpada masa lalu sangat menunjang eksadaran manusia akan kekuatan. [3]

Konteks Manusia Sekarang

Berbicara masalah konteks berarti kita tidak akan terlepas dari teks yang melatarbelakangi keberadan konteks sekarang ini. Misalnya, kita berbicara tentang manusia dan peradabannya dengan kata lain, kita harus memahami teks apa itu sebenarnya manusia dan usaha apa yang menjadikan peradaban manusia berbeda dengan yang sesudahnya. Perkembangan manusia, tulis kritikus drama dan naturalis, Joseph Wood Krtich, pada tahun 1949, semakin menjauh manusia dari perngaulan social dengan sesamanyua. Lebih menyanjung benda-benda mati daripada benda hidup.[4] Konsep peradaban menurut Toffler adalah peradaban dimana teknologi menagbil peranan lebih besar disbanding dengan keberadaan manusia. Eksistensi manusia akan diagntikan dengan eksistensi teknologi sebagai jalan menuju peradaban baru. Manusia akan menjadi budak dari teknologi itu sendiri.

Segala kebutuhan dan kepentingan manusia akan terpenuhi dengan cepat dan tercukupi apabila menguasai ilmu dan teknologi sebagai jepmbatan menuju masa depan yang dicita-citakan. Di amsa depan yang sudah dekat, White emnegaskan teknologi itu akan memaksa kita melupakan hal-hal primer, tetapi menyanjung hal-hal sekunder dan terpencil”. White menyimpulkan bahwa ada sebauh era dimana dunia nyata menjadi khayalan…..” saat segalnya jungkir balik dan kita telah menjadi sosok mirip orang sinting, apa yang kita angap waras pada masa lampau kini justru dianggap sebagai sinting (E.B White dalam “Ruang yang hilang”).

Masyarakat yang hilang

Peradaban manusia masa depan dapat dikatan sebagai peradaban yang mekanik selama ini hokum-hukum positivistic masih bias ditentang oleh teori-teori filsafat dan social tetapi nantinya akan terjadi apa yang dinamakan sebagai pembalikan dari teori social bahwa hokum alam lah yang nantinya dapat berlaku dan terbukti secara alamiah karena telahterjadi proses pengaturan diri secara alamiah. Misalnya, masyarakat yang sekarang ini diaktakan sebagai masyarakat berbudaya,berperadaban, dan eksis tidak lama lagi akan menjadi masyarakat cyber dalam artian bahwa masayrakat tidak harus kita temui secara face to face tetapi masyarakat yang jauh yang tidak pernah kita kenalsebelumnya akan menjadi suatu yang eksis dalam kehidupan kita. Individu akan hidup tanpa adanya masyarakat dan yang akan disebut masyarakat bukanlah manusia tetapi mekanik-mekanik sebagai media dan teknologi sebagai penciupta masyarakat cyber tersebut.

Kriteria apa ayng dapat dikatakan sebagaio masyarakat yang hilang adalah ketika ruang-ruang public telah dialihkan fungsinya, ketika tempat bermain anak-anak telah digantikan dengan Computer Station, ketika media komunikasi tidak face to face lagi tetapi denagnperaltan yang canggih memungkinkan orang tidak harus hadir pada sat itu juga. Hanay menekan beberapa tombol saja orang sudah bias berkomunikasi dengansiapa saja, kapan saja, dan dimana saja tanpa emngurangi waktu yang ada. Teknologi informasi berkembangh dengan cepat sehingga banyak warung internet (Warnet). Hal inilah yangmenjadikan nilai-nilai essensial masyarakat telah hilang.

Penutup

Sejarah mausia merupakan sejarah kehidupan yang paling panjang, proses sejarah manusia melalui tiga fese yaitu masa lalu, kini dan yang akan dating. Ketiga fase tesebut tidak dapat dihidnari ekculai hanya dialami oleh manusia itu sendiri. Alfin Toffler adalah seorang tokoh pembuat sejarah kehidupan manusia yang akan dating. Sejarahwan yang tidak hanya melihat masa lalu sebagai objek studinya tetapi dengan masa masa lalu kehidupan manusia dapat diprediksikan. Disinilah makan historisitas menurut Alfin Toffler tentang kehidupan manusia yang akan dating yang diaperlihatkan secara jelas dengan pendekatan teori sebab-akibat.

Daftar Pustaka

-Samuel Hantington,2003, benturan Antar peradaban dan MAsa DEpan politk Dunia, Qalam, Yogyakarta.

-Mark Slouka,1999, Ruang yang HIlang Pandangan Humanis Tentang BUdaya Cyberspace yang Merisaukan, Mizan, Yogyakarta.

-Francis Fukuyama,2002, The Great Disruption Hakekat Manusia dan Rekontruksi Tatanan Sosial, Qalam, Yogyakarta.

-Alfin Toffler,1988, Gelombang ketiga (bagian pertama), Pantja Simpati, Jakarta.

-__________.,1990, Gelombang ketiga(Bag ekdua)___________

-__________,1988, Kejutan dan Gelombang_____________

-__________,1970, Kejutan Masa Depan ______________



[1] Bakker,Anton. Filsafat Sejarah” Bagian sistematis”. Diklat Kuliah

[2] Samuel Huntington,2003.hal.583

[3] Alvin Toffler,Kejutan Masa Depan

[4] Slouka,1999,hal 169

Tidak ada komentar: